Jumat, 21 April 2023

Rambu-rambu Syariat Dalam Legalitas Mengidolakan Non-muslim?

       Setiap orang pasti memiliki sosok yang diidolakan dalam hidupnya, baik ulama, habaib, artis, dsb. Penyebabnya pun beragam, ada yang mengagumi karismanya, keindahan wajahnya, atau keahliannya dalam bidang tertentu yang membuat seseorang menjadi fans sosok itu, seperti menulis, menyanyi, dan berakting. Memiliki idola sudah menjadi suatu yang wajar, bahkan syariat menganjurkan kita agar mengagumi dan mengidolakan orang-orang yang dianggap baik.  

      Namun yang menjadi problem, ketika yang kita kagumi atau idolakan adalah seorang non muslim, seperti Ronaldo, taehyung, Messi, dan Joonkok. Lebih parahnya lagi, banyak dari para fans yang rela mengeluarkan biaya yang cukup besar hanya untuk bisa bertemu atau meminta tanda tangan dari sosok yang dikagumi. Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan sebuah Hadis:

ูَู…َุง ูَุฑِุญْู†َุง ุจِุดَู‰ْุกٍ ูَุฑَุญَู†َุง ุจِู‚َูˆْู„ِ ุงู„ู†َّุจِู‰ِّ – ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… – « ุฃَู†ْุชَ ู…َุนَ ู…َู†ْ ุฃَุญْุจَุจْุชَ » . 
ู‚َุงู„َ ุฃَู†َุณٌ ูَุฃَู†َุง ุฃُุญِุจُّ ุงู„ู†َّุจِู‰َّ – ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… – ูˆَุฃَุจَุง ุจَูƒْุฑٍ ูˆَุนُู…َุฑَ ، ูˆَุฃَุฑْุฌُูˆ ุฃَู†ْ ุฃَูƒُูˆู†َ ู…َุนَู‡ُู…ْ ุจِุญُุจِّู‰ ุฅِูŠَّุงู‡ُู…ْ ، ูˆَุฅِู†ْ ู„َู…ْ ุฃَุนْู…َู„ْ ุจِู…ِุซْู„ِ ุฃَุนْู…َุงู„ِู‡ِู…ْ

       "Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai."

Anas pun mengatakan, "Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan 'Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka." (HR. Bukhori Muslim).

        Sedangkan dalam riwayat Thobroni dalam Mu'jamnya, dari 'Aisyah secara marfu' (sampai Rosulullah):

ู„َุง ูŠُุญِุจّ ุฃَุญَุฏ ู‚َูˆْู…ًุง ุฅِู„َّุง ุญُุดِุฑَ ู…َุนَู‡ُู…ْ ูŠَูˆْู… ุงู„ْู‚ِูŠَุงู…َุฉ

       "Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum, melainkan dia akan dikumpulkan bersama mereka pada hari kiamat nanti." (HR. Imam Thobroni).

       Sekilas, diksi dua Hadis ini mengindikasikan ketidak bolehan kita mencintai atau mengagumi seorang non muslim. Sebab, seorang pencinta akan bersama sosok yang dicintai kelak di akhirat. Otomatis ketika yang dicintai masuk Neraka, dia juga akan masuk Neraka bersamanya.

       Namun, untuk memutuskan hukum mengidolakan non muslim, tidak bisa hanya dengan mengandalkan pemahaman gamblang dari Hadis itu. Perlu adanya analisis mendalam dari makolah-makolah ulama untuk memecahkan problematika tersebut. Karena hanya mereka yang mampu menggali hukum dari al-Quran dan al-Hadis dengan cermat dan obyektif.

       Salah satu ulama yang berkomentar terkait hukum mengidolakan atau mengagumi non muslim adalah al-'Allamah Syaikh Sulaiman bin Muhammad bin 'Umar al-Bujairimi al-Azhari, dalam karya fenomenalnya, yang bertajuk Tuhfatul Habib 'ala Syarhil Khotib juz 4 halaman 291:

ุฃَู†َّ ุงู„ْู…َูŠْู„َ ุฅู„َูŠْู‡ِ ุจِุงู„ْู‚َู„ْุจِ ุญَุฑَุงู…ٌ ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ุณَุจَุจُู‡ُ ู…َุง ูŠَุตِู„ُ ุฅู„َูŠْู‡ِ ู…ِู†ْ ุงู„ْุฅِุญْุณَุงู†ِ ุฃَูˆْ ุฏَูْุนَ ู…َุถَุฑَّุฉٍ ูˆَูŠَู†ْุจَุบِูŠ ุชَู‚ْูŠِูŠุฏُ ุฐَู„ِูƒَ ุจِู…َุง ุฅุฐَุง ุทَู„َุจَ ุญُุตُูˆู„َ ุงู„ْู…َูŠْู„ِ ุจِุงู„ِุงุณْุชِุฑْุณَุงู„ِ ูِูŠ ุฃَุณْุจَุงุจِ ุงู„ْู…َุญَุจَّุฉِ ุฅู„َู‰ ุญُุตُูˆู„ِู‡َุง ุจِู‚َู„ْุจِู‡ِ ูˆَุฅِู„َّุง ูَุงู„ْุฃُู…ُูˆุฑُ ุงู„ุถَّุฑُูˆุฑِูŠَّุฉُ ู„َุง ุชَุฏْุฎُู„ُ ุชَุญْุชَ ุญَุฏِّ ุงู„ุชَّูƒْู„ِูŠูِ ูˆَุจِุชَู‚ْุฏِูŠุฑِ ุญُุตُูˆู„ِู‡َุง. ูŠَู†ْุจَุบِูŠ ุงู„ุณَّุนْูŠُ ูِูŠ ุฏَูْุนِู‡َุง ู…َุง ุฃَู…ْูƒَู†َ ูَุฅِู†ْ ู„َู…ْ ูŠُู…ْูƒِู†ْ ุฏَูْุนُู‡َุง ู„َู…ْ ูŠُุคَุงุฎَุฐْ ุจِู‡َุง ุน ุด ุนَู„َู‰ ู… ุฑ.

Artinya: "Diharamkan untuk mencintainya (non muslim), meskipun rasa tersebut muncul dari sebuah kebaikannya atau jasanya. Hanya saja ini diarahkan ketika perasaan ini muncul sebab adanya usaha, semisal surat menyurat, sehingga membuatnya jatuh cinta.

Tapi, jika rasa tersebut muncul tanpa adanya usaha, maka distatuskan sebagai sesuatu yang daruriyyah. Dalam hal ini ia tidak dikenai taklif. Hanya saja seyogyanya ia berusaha untuk menghilangkan rasa tersebut semampunya, jika tidak memungkinkan, maka jangan perdulikan rasa cinta tersebut."

Keterangan serupa juga disampaikan oleh Syekh Salamah Al-Qalyubi, dalam kitab Hasyiyatul Qolyubi juz 4 halaman 236:

  ูˆَูŠَุญْุฑُู…ُ ุงู„ْู…َูŠْู„ُ ุฅู„َูŠْู‡ِู…ْ ุจِุงู„ْู‚َู„ْุจِ ู…ِู†ْ ุญَูŠْุซُ ุงู„ْูƒُูْุฑُ ูˆَูŠُูƒْุฑَู‡ُ ู„ِุบَูŠْุฑِู‡ِ، ูˆَุชُูƒْุฑَู‡ُ ู…ُู‡َุงุฏَุงุชُู‡ُู…ْ ุฅู„َّุง ู„ِู†َุญْูˆِ ุฑَุญِู…ٍ ุฃَูˆْ ุฑَุฌَุงุกَ ุฅุณْู„َุงู…ٍ ุฃَูˆْ ุฌِูˆَุงุฑٍ

Artinya: "Haram untuk mencintai mereka (non muslim) karena kekafirannya, dan dihukumi makruh jika mencintai mereka karena faktor selainnya. Maka makruh memberi mereka hadiah, kecuali karena mereka merupakan sanak famili, besar kemungkinannya untuk masuk Islam, atau tetangga."

       Dari redaksi di atas, jelas kiranya mengenai hukum mengidolakan seorang non muslim dalam koredor syariat, versi ulama salaf, sesuai penelitian yang mereka ambil dari al-Quran dan al-Hadis.

Hukum Mengenakan Aksesoris Non Muslim

       Kalau di atas kita telah mengupas tuntas hukum mengidolakan non muslim, maka kali ini kita akan bahas perihal mengenakan aksesoris mereka. Seorang fans yang mengagumi sosok idola akan rentan menirukan gaya hidupnya, entah itu cara berjalan, berfoto, ataupun berpakaian. Terkait meniru atau mengenakan aksesoris non muslim Nabi menegaskan:

ู…َู† ุชَุดَุจَّู‡َ ุจِู‚َูˆู…ٍ ูู‡ูˆ ู…ِู†ู‡ُู…

Artinya: "Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka."(HR. Imam Abu Daud).

Hadis ini menjadi dalil atas haramnya menyerupai non muslim, terutama dalam hal berpakaian. Untuk lebih detailnya, kita bisa menengok pandangan Sayyid Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur Ba'alawi, dalam kitab Bugyatul Mustarsyidin halaman 649:

 ุญุงุตู„ ู…ุง ุฐูƒุฑู‡ ุงู„ุนู„ู…ุงุก ููŠ ุงู„ุชุฒูŠูŠ ุจุฒูŠ ุงู„ูƒูุงุฑ ุฃู†ู‡ ุฅู…ุง ุฃู† ูŠุชุฒูŠุง ุจุฒูŠู‡ู… ู…ูŠู„ุงً ุฅู„ู‰ ุฏูŠู†ู‡ู… ูˆู‚ุงุตุฏุงً ุงู„ุชุดุจู‡ ุจู‡ู… ููŠ ุดุนุงุฆุฑ ุงู„ูƒูุฑ ، ุฃูˆ ูŠู…ุดูŠ ู…ุนู‡ู… ุฅู„ู‰ ู…ุชุนุจุฏุงุชู‡ู… ููŠูƒูุฑ ุจุฐู„ูƒ ููŠู‡ู…ุง ، ูˆุฅู…ุง ุฃู† ู„ุง ูŠู‚ุตุฏ ูƒุฐู„ูƒ ุจู„ ูŠู‚ุตุฏ ุงู„ุชุดุจู‡ ุจู‡ู… ููŠ ุดุนุงุฆุฑ ุงู„ุนูŠุฏ ุฃูˆ ุงู„ุชูˆุตู„ ุฅู„ู‰ ู…ุนุงู…ู„ุฉ ุฌุงุฆุฒุฉ ู…ุนู‡ู… ููŠุฃุซู… ، ูˆุฅู…ุง ุฃู† ูŠุชูู‚ ู„ู‡ ู…ู† ุบูŠุฑ ู‚ุตุฏ ููŠูƒุฑู‡ ูƒุดุฏ ุงู„ุฑุฏุงุก ููŠ ุงู„ุตู„ุงุฉ.

Artinya: "Kesimpulan yang diutarakan ulama tentang berdandan dengan pakaian orang kafir adakalanya dia memakai pakaian mereka karena condong pada agama mereka dan bertujuan untuk meniru mereka dalam ritual kekafiran, atau dia berjalan bersama mereka ke tempat peribadahan mereka, maka hal itu dihukumi kufur. Adakalanya dia tidak bermaksud demikian, melainkan hanya bermaksud meniru mereka dalam syiar-syiar hari raya atau melakukan transaksi yang halal dengan mereka, maka dia berdosa. Adakalanya dia kebetulan menyamai mereka dalam berpakaian, tanpa adanya tujuan, maka hal itu dimakruhkan, seperti mengencangkan sorban ketika salat."

       Dipaham dari keterangan di atas, bahwa hukum mengenakan aksesoris non muslim terbagi menjadi tiga kategori, kufur, haram, dan makruh. Namun yang perlu digaris bawahi, bahwa ketiga hukum tersebut hanya bisa berlaku ketika aksesoris yang dikenakan sudah menjadi ciri khas non muslim, seperti baju natal, lambang salib, dll. Beda halnya dengan aksesoris yang dikenakan oleh banyak orang secara umum, tanpa pandang agama, misalnya celana, kemeja, dan aksesoris lainnya yang tidak terpaku khusus pada satu agama. Maka hal itu dilegalkan, selagi tidak menimbulkan hal-hal yang diharamkan.

Rabu, 12 April 2023

Pilih Guru Atau Orang Tua

      Sering kita dengar pertannyaan dari seseorang atau teman, "Siapa yang lebih utama, antara guru dan orang tua?" Pertanyaan ini terdengar gampang, namun sering membuat kita bingung dan frustasi. Pasalnya, guru adalah orang mendidik dan mengajari kita. Sedangkan orang tua adalah orang yang merawat kita dari kecil.

       Untuk menjawab pertanyaan ini, kita bisa mengutip pendapatnya Imam Rasyidi, dalam kitab Syarah Sittina Masalah karya Imam Romli, terkait keutamaan guru dan orang tua:

ูุฐุงูƒ ู…ุฑุจู‰ ุงู„ุฑูˆุญ ูˆุงู„ุฑูˆุญ ุฌูˆู‡ุฑ ูˆุฐุงูƒ ู…ุฑุจู‰ ุงู„ุฌุณู… ูˆุงู„ุฌุณู… ูƒุงู„ุตุฏู 

Artinya: "Mereka (guru) adalah pembimbing rohani, dan rohani layaknya permata. Sedangkan mereka (orang tua) adalah pembimbing jasmani, dan jasmani bagaikan cangkang kerang."

       Bukan hanya itu, kecintaan kita pada guru juga harus melebihi cinta kita kepada orang tua. Raja Dzul Qornain pernah ditanya, perihal kecintaannya kepada guru dan orang tua yang lebih ia prioritaskan. Lantas ia menjawab:

ู…ุนู„ู…ูŠ ุฃุญุจ ุฅู„ูŠ ، ู„ุฃู†ู‡ ุณุจุจ ู„ุญูŠุงุชูŠ ุงู„ุจุงู‚ูŠุฉ ، ูˆุฃุจูŠ ุณุจุจ ู„ุญูŠุงุชูŠ ุงู„ูุงู†ูŠุฉ 

       "Guru yang lebih aku cintai, karena dia adalah alasan hidupku yang kekal, sedangkan ayah adalah alasan hidupku yang fana."
Ikon Diverifikasi Komunitas
       Orang tua sangat berjasa dalam membesarkan dan merawat raga kita. Itu sebabnya Islam menaruh perhatian yang besar padanya. Bahkan tidak sedikit al-Quran dan al-Hadis yang menyebutkan keutamaannya. Namun Islam juga menaruh perhatian yang amat besar pada seorang guru, dan hal itu melebihi perhatiannya pada orang tua. Sayyidina Ali bin Abi Tholib pernah berkata:

 ู…ู† ุนู„ู…ู†ูŠ ุญุฑูุง ูู‚ุฏ ุตูŠุฑู†ูŠ ุนุจุฏุง ูˆููŠ ุฑูˆุงูŠุฉ ุฃู†ุง ุนุจุฏ ู…ู† ุนู„ู…ู†ูŠ ุญุฑูุง ูˆุงุญุฏุง

Artinya: "Barang siapa yang mengajariku satu huruf, maka dia telah menjadikanku budaknya." Dalam riwayat lain, "Aku adalah budaknya orang yang mengajariku satu huruf."

       Dari redaksi di atas mengindikasikan, bahwa seorang guru sangatlah mulia menurut pandangan Sayyidina Ali bin Abi Tholib, sampai-sampai dia rela menjadi budaknya orang yang pernah mengajarinya, walaupun satu huruf. Lebih-lebih satu kalimat, fasal, bab, kitab, dan seterusnya. Padahal Sayyidina Ali adalah sahabat dekat sekaligus menantu Rosulullah, dan masyhur kealimannya dikalangan sahabat.

       Namun perlu diketahui, bahwa jawaban di atas mengarah kepada orang tua yang hanya merawat raga anaknya. Berbeda dengan orang tua yang sekaligus mengajari anaknya ilmu, lebih-lebih ilmu yang berbasis syariat, maka mereka lebih berhak untuk dicintai dan diutamakan. Karena mereka menyandang dua predikat, yaitu pembimbing jasmani dan rohani.

Jumat, 07 April 2023

Hakikat Cinta

      Cintai merupakan sesuatu yang abstrak, namun bisa dirasakan. Setiap orang yang normal, pasti memiliki rasa cinta di hatinya, meskipun tidak pernah ia ungkapkan dengan lisan. Mencintai dapat membuat suasana hati manusia bahagia, tapi juga bisa membuatnya sengsara. Tergantung siapa yang mereka cintai. Bahkan Imam Fudlail mengatakan:

ู†ุธุฑ ุงู„ุฑุฌู„ ุฅู„ู‰ ูˆุฌู‡ ุฃุฎูŠู‡ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ูˆุฏุฉ ูˆุงู„ุฑุญู…ุฉ ุนุจุงุฏุฉ

Artinya: "Pandangan seseorang kepada saudaranya dengan penuh cinta dan kasih sayang adalah ibadah."

      Terkait esensi cinta, ulama memiliki pandangan yang berbeda-beda. Menurut Imam Ghazali, "Cinta adalah ungkapan dari ketertarikan watak terhadap sesuatu yang dianggap nyaman. Ketika ketertarikan tersebut memuncak dan menjadi kuat, maka disebut isyqun (sangat cinta). Dan cinta itu tidak akan tergambarkan, kecuali dengan mengenal atau mengetahui yang dicintai." Oleh karena itu, cinta versi Imam Ghazali ini tidak bisa direalisasikan kepada benda-benda padat, seperti batu, kayu, rumah, dsb. Karena hanya makhluk hidup yang bisa menerima predikat dicintai.

      Berbeda dengan hakikat cinta menurut pandangan Robiah al-Adawayah, tokoh sufi wanita yang terkemuka di zamannya. Diceritakan, bahwa dahulu ada seorang laki-laki yang sangat mencintainya dan ingin menyuntingnya. Lalu Robiah al-Adawiyah bertanya, "Apa yang engkau cintai dariku?" 

Lelaki itupun menjawab, "Aku jatuh cinta dengan kecantikanmu, matamu dan kesolehahanmu." 

Lalu Robiah al-Adawiyah mengatakan, "Kalau begitu aku mempunyai adik perempuan yang lebih muda, lebih cantik, matanya lebih indah, dan dia lebih solehah dariku. Sekarang dia ada di belakangmu." 

Seketika itu, lelaki itu berpaling kebelakang, lalu mengatakan, "Anda pendusta."
 
"Adakah cinta menoleh kepada yang lain? Kata Rabiah al-Adawiyah. Akhirnya lelaki itupun merasa malu dan membatalkan keinginannya.

      Dari kisah ini ada indikasi, bahwa hakikat cinta menurut Robiah al-Adawiyah bukan tentang cantik dan indahnya rupa orang yang yang dicintai. Sebab ketika dia menemukan orang yang lebih cantik dan indah, maka dia akan berpaling padanya.

      Beda lagi dengan hakikat cinta yang dikemukakan oleh Qais -seorang sastrawan arab muda yang tergila-gila pada kecantikan Laila-, yang dikenal dengan julukan Laila Majnun. Dalam salah satu gubahan syiirnya dia mengatakan:

ู…ุฑุฑุช ุนู„ู‰ ุงู„ุฏูŠุงุฑ ุฏูŠุงุฑ ู„ูŠู„ู‰ # ูฑู‚ุจู„ ุฐุง ุงู„ุฌุฏุงุฑุง ูˆุฐุง ุงู„ุฌุฏุงุฑุง

ูู…ุง ุญุจ ุงู„ุฏูŠุงุฑ ุดุบูู† ู‚ู„ุจูŠ # ูˆู„ูƒู† ุญุจ ู…ู† ุณูƒู† ุงู„ุฏูŠุงุฑุง 

     "Aku lewat di desa Laila tinggal, (lalu) aku cium tembok-temboknya. Bukan karena hatiku tertarik pada tembok itu, melainkan karena mencintai penghuni rumahnya."
     
     Menurut perspektif Qais, cinta yang sebenarnya adalah ketika ia juga mencintai susuatu yang berhubungan dengan yang dicintai.
     
Sebab-sebab Datangnya Cinta

        Jatuh cinta bisa muncul kapan saja dan di mana saja, tetapi pasti ada sebab yang membuat seseorang jatuh cinta. Dalam hal ini Imam Ghazali meringkasnya menjadi lima. Pertama, mencintai karena dirinya sendiri. Setiap manusia pasti akan mencintai dirinya sendiri, sebelum mencintai orang lain. Dengan mencintai dirinya sendiri, maka akan muncul rasa cinta kepada Allah. Sebagaimana yang ditegaskan oleh ulama:

ู…ู† ุนุฑู ู†ูุณู‡ ุนุฑู ุฑุจู‡

Artinya: "Orang yang mengenal dirinya, pasti mengenal tuhannya."

      Kedua, mencintai orang lain karena kebaikannya kepada kita. Tidak bisa dipungkiri, setiap orang pasti akan merasa senang dan canggung ketika ada orang lain berbuat baik padanya. Meskipun orang itu adalah musuh terbesarnya sebelum itu.

        Ketiga, mencintai orang yang berbuat baik pada dirinya sendiri. Meskipun tidak pernah berbuat baik pada kita. Logikanya, ketika kita mendapati pemimpin yang adil, bijak, dan lemah lembut, maka kita akan merasa senang, walaupun pemimpin tidak pernah memberikan kita sesuatu.
        
        Keempat, mencintai sebab keindahan seseorang. Indah di sini ada dua kategori. Indah zohir, seperti wajah, badan, dsb. Dan indah batin, yaitu hati. Indah semacam ini hanya bisa diperoleh orang-orang tertentu, seperti para nabi dan orang soleh. Sedangkan indah yang pertama bersifat umum, siapa saja bisa memilikinya.
        
        Terakhir, yang kelima, adanya hubungan antara pencinta dan yang dicintai. Baik itu hubungan keluarga, teman, nabi dengan umatnya, dan hamba dengan penciptanya.
        
        Maka dari sebab-sebab di atas, hanya Allah yang paling berhak untuk dicintai. Dia adalah dzat yang menciptakan rasa cinta. Dan itulah yang dikatakan cinta yang sejati dan abadi.

Rabu, 05 April 2023

Prediksi Lailatul Qadar Menurut Perspektif Ulama

      Lailatul Qadar merupakan malam yang menjadi misteri sampai saat ini. Pasalnya, tidak seorangpun yang tahu akan keberadaan waktu malam tersebut. Beribadah pada Lailatul Qadar setara dengan beribadah di seribu bulan, yang kalau di kalkulasi sebanyak delapan puluh tiga tahun, empat bulan. Di antara yang membuat Lailatul Qadar spesial, karena al-Quran diturunkan pada malam tersebut. Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surah al-Qodr dan ad-Dukhon:

ุฅู†ุง ุฃู†ุฒู„ู†ุงู‡ ููŠ ู„ูŠู„ุฉ ุงู„ู‚ุฏุฑ

      "Sesungguhnya Aku (Allah) telah menurunkannya (al-Quran) pada Lailatul Qadar." (QS. Al-Qodr : 1).

ุฅู†ุง ุฃู†ุฒู„ู†ุงู‡ ููŠ ู„ูŠู„ุฉ ู…ุจุงุฑูƒุฉ ุฅู†ุง ูƒู†ุง ู…ู†ุฐุฑูŠู†

      "Sesungguhnya Aku (Allah) telah menurunkannya (al-Quran) pada malam yang diberkahi (Lailatul Qadar). Sesungguhnya Aku-lah yang memberi peringatan." (QS. Ad-Dukhon : 3).

      Meskipun Rasulullah tidak pernah memberitahukan waktu tertentu kapan datangnya Lailatul Qadar, namun tidak sedikit ulama yang telah memprediksinya sesuai dengan pengalaman mereka masing-masing. Menurut Imam Syafi'i Lailatul Qadar hanya teringkas pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan. Dari sepuluh malam tersebut, yang paling sering pada malam-malam ganjil. Lebih-lebih pada malam tanggal 21 dan 23.

      Sebagian ulama memerinci terjadinya Lailatul Qadar, dengan meninjau awal mula jatuhnya bulan Ramadan. Seperti yang diprediksikan Imam Ghazali dan Imam Syadzili. Hanya saja versi keduanya berbeda:

Versi Imam Ghazali:
1. Ahad    : Malam 29
2. Senin   : Malam 21
3. Selasa : Malam 27
4. Rabu    : Malam 29
5. Kamis  : Malam 25
6. Jumat  : Malam 27
7. Sabtu   : Malam 23

Versi Imam Syadzili:
1. Ahad    : Malam 29
2. Senin   : Malam 21
3. Selasa : Malam 27
4. Rabu    : Malam 19
5. Kamis  : Malam 25
6. Jumat : Malam 17
7. Sabtu  : Malam 23

      Sedangkan menurut prediksi Sahabat Ibnu Abbas, "Lailatu Qadar jatuh pada malam tanggal 27. Berpatokan pada surah al-Qadar (ุฅู†ุง ุฃู†ุฒู„ู†ุงู‡ ููŠ ู„ูŠู„ุฉ ุงู„ู‚ุฏุฑ -ุฅู„ู‰ ุฃู† ู‚ุงู„- ุณู„ุงู… ู‡ูŠ). Lafad "ู‡ูŠ" merupakan kalimat ke 27 dari awal surat al-Qadar, yang menjadi kinayah (ganti) dari lafad ู„ูŠู„ุฉ ุงู„ู‚ุฏุฑ." Banyak dari kalangan ulama yang berpegangan pendapat ini.

Tanda-tanda Datangnya Lailatul Qadar

        Untuk mengetahui datangnya Lailatul Qadar, diperlukan mengetahui tanda-tandanya. Rasulullah telah meneganskannya dalam hadis:

ุฅِู†َّ ุฃَู…َุงุฑَุฉَ ู„َูŠْู„َุฉِ ุงู„ْู‚َุฏْุฑِ ุฃَู†َّู‡َุง ุตَุงูِูŠَุฉٌ ุจَู„ْุฌَุฉٌ ูƒَุฃَู†َّ ูِูŠْู‡َุง ู‚َู…َุฑุงً ุณَุงุทِุนุงً ุณَุงูƒِู†َุฉٌ ุณَุงุฌِูŠَุฉٌ, ู„ุงَ ุจَุฑْุฏَ ูِูŠْู‡َุง ูˆَู„ุงَ ุญَุฑَّ, ูˆَู„ุงَ ูŠَุญِู„ُّ ู„ِูƒَูˆْูƒَุจٍ ุฃَู†ْ ูŠُุฑْู…َู‰ ุจِู‡ِ ูِูŠْู‡َุง ุญَุชَّู‰ ุชُุตْุจِุญَ, ูˆَุฅِู†َّ ุฃَู…َุงุฑَุชَู‡َุง ุฃَู†َّ ุงู„ุดَّู…ْุณَ ุตَุจِูŠْุญَุชَู‡َุง ุชَุฎْุฑُุฌُ ู…ُุณْุชَูˆِูŠَุฉً, ู„َูŠْุณَ ู„َู‡َุง ุดُุนَุงุนٌ ู…ِุซْู„َ ุงู„ْู‚َู…َุฑِ ู„َูŠْู„َุฉَ ุงู„ْุจَุฏْุฑِ, ูˆَู„ุงَ ูŠَุญِู„ُّ ู„ِู„ุดَّูŠْุทَุงู†ِ ุฃَู†ْ ูŠَุฎْุฑُุฌَ ู…َุนَู‡َุง ูŠَูˆْู…َุฆِุฐٍ

      "Sesungguhnya tanda Lailatul Qadar adalah malam yang cerah, terang, seolah-olah ada bulan yang memancarkan sinar, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadar adalah matahari di pagi harinya terbit dengan tidak bersinar kuat (sedang), seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu." (HR. Ahmad).

       Sebagian ulama juga ada yang menyebutkan keriteria datangnya Lailatul Qadar. Diantaranya, hati orang mukmin akan merasa tenang dan lapang, serta angin saat itu terasa sejuk dan tenang. Bahkan sebagian orang-orang soleh bisa bermimpi bertemu dengan Allah pada malam tersebut, sebagaimana yang dialami oleh para Sahabat Nabi dahulu. Pada malam itu juga, orang-orang akan merasakan kenyamanan yang tidak diperoleh pada malam-malam sebelumnya.

Selasa, 04 April 2023

Misteri Arwah Gentayangan

       Indonesia merupakan negara yang memiliki suku, bahasa, dan budaya terbanyak di dunia. Bahkan dikabarkan, negara Indonesia pernah memegang dua puluh empat rekor dunia, sepuluh tahun silam. Kepercayaannya pun unik-unik, seperti perihal hantu atau arwah yang gentayangan. Buktinya, jenis hantu yang ada di Indonesia beragam dan memiliki nama yang berbeda-beda. Seperti pocong, kuntilanak, gendorowo, dbs.

      Sebelum menanggapi kepercayaan di atas, perlu diketahui bahwa orang yang telah meninggal dunia, akan pindah ke alam lain, yakni alam barzakh. Di alam sana meraka bisa mengetahui dan melihat rutinitas keluarganya yang masih hidup. Bahkan, Imam Abu Bakar Syatho, dalam kitab I'anatut Tholibin menegaskan:

ูˆูˆุฑุฏ ุฃูŠุถุง ุฃู† ุงุฑูˆุงุญ ุงู„ู…ุคู…ู†ูŠู† ุชุฃุชู‰ ูู‰ ูƒู„ ู„ูŠู„ุฉ ุงู„ู‰ ุณู…ุงุก ุงู„ุฏู†ูŠุง ูˆุชู‚ู ุจุญุฐุงุก ุจูŠูˆุชู‡ุง ูˆูŠู†ุงุฏู‰ ูƒู„ ูˆุงุญุฏ ู…ู†ู‡ุง ุจุตูˆุช ุฎุฒูŠู† ูŠุงุงู‡ู„ูŠ ูˆุงู‚ุงุฑุจู‰ ูˆูˆู„ุฏู‰ ูŠุงู…ู† ุณูƒู†ูˆุงุจูŠูˆุชู†ุง ูˆู„ุจุณูˆุง ุซูŠุงุจู†ุง ูˆุงู‚ุชุณู…ูˆุง ุงู…ูˆุงู„ู†ุง ู‡ู„ ู…ู†ูƒู… ู…ู† ุฃุญุฏ ูŠุฐูƒุฑู†ุง ูˆูŠุชููƒุฑู†ุง ูู‰ ุบุฑุจุชู†ุง ูˆู†ุญู† ูู‰ ุณุฌู† ุทูˆูŠู„ ูˆุญุตู† ุดุฏูŠุฏ ูุงุฑุญู…ูˆู†ุง ูŠุฑุญู…ูƒู… ุงู„ู„ู‡. ูˆู„ุงุชุจุฎู„ูˆุง ุนู„ูŠู†ุง ู‚ุจู„ ุฃู† ุชุตูŠุฑูˆุง ู…ุซู„ู†ุง ูŠุงุนุจุงุฏ ุงู„ู„ู‡ ุงู† ุงู„ูุถู„ ุงู„ุฐู‰ ูู‰ ุงูŠุฏูŠูƒู… ูƒุงู† ูู‰ ุงูŠุฏูŠู†ุง ูˆูƒู†ุง ู„ุงุชู†ูู‚ ู…ู†ู‡ ูู‰ ุณุจูŠู„ ุงู„ู„ู‡ ูˆุญุณุงุจู‡ ูˆูˆุจุงู„ู‡ ุนู„ูŠู†ุง ูˆุงู„ู…ู†ูุนุฉ ู„ุบูŠุฑู†ุง ูุงู† ู„ู… ุชู†ุตุฑู ุงู‰ ุงู„ุงุฑูˆุงุญ ุจุดูŠุฆ ูุชู†ุตุฑู ุจุงู„ุญุณุฑุฉ ูˆุงู„ุญุฑู…ุงู†

Artinya: "Dalam hadis diceritakan, bahwa arwah orang-orang mukmin pada tiap malam datang ke langit-langit dunia, berhenti di jurusan rumah-rumahnya, dan berseru dengan suara yang mengharukan, “Wahai keluargaku, sanak-saudara, dan anak-anakku. Wahai kau yang mendiami rumah-rumahku, memakai pakaianku, dan membagi-bagi hartaku. Apakah ada di antara kalian yang mengingat dan memikirkanku dalam pengasinganku ini. Aku berada dalam tahanan yang cukup lama dalam benteng yang kuat. Kasihanilah kami, maka Allah akan mengasihanimu. Janganlah kamu semua pelit kepadaku sebelum kamu (berposisi) sepertiku. Wahai hamba-hamba Allah, sesungguhnya apa yang kau miliki sekarang, dulu juga (pernah) aku miliki. Hanya saja dulu aku tidak membelanjakannya di jalan Allah, di mana perhitungan dan bahayanya menimpaku, sedangkan manfaatnya kepada  orang lain.” Jika kamu (sanak, saudara dll) tidak memperhatikannya (arwah), maka mereka (arwah-arwah itu) tidak mendapatkan oleh-oleh sesuatupun dan mereka hanya akan mendapatkan penyesalan dan kerugian."

      Dari ungkapan hadis di atas, sudah jelas bahwa arwah orang yang sudah meninggal memang bisa menyambangi keluarganya yang masih hidup. Namun, yang sering kali salah kaprah, persepsi mengenai perwujudannya yang menjelma menjadi pocong, kuntilanak, dsb. Sebab, arwah yang datang ke rumah-rumah keluarganya sesuai hadis di muka tidak menjelma apapun, melainkan abstrak tidak terlihat mata. Adapun perwujudan pocong dan kuntilanak yang diyakini oleh orang-orang saat ini, hanyalah ilusi belaka atau jin yang menjelma ahli qubur, untuk menfitnahnya.

      Dengan penjelasan di atas, kepercayaan-kepercayaan mengenai arwah gentayangan bisa dibantahkan. Habib Ismail Zain bin Smait, dalam kitab Qurrotul 'Ain berfatwa:

ู„ุง ูŠู†ุจุบูŠ ุฃู† ูŠุนุชู‚ุฏ ู…ุซู„ ู‡ุฐุง، ูู‚ุฏ ุฌุงุก ุงู„ุดุฑุน ุงู„ุญูƒูŠู… ุจุงู„ู†ู‡ูŠ ุนู† ู…ุซู„ ู‡ุฐุง ุงู„ุฅุนุชู‚ุงุฏ. ู‚ุงู„ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…: "ู„ุง ุนุฏูˆู‰ ูˆู„ุง ุทูŠุฑุฉ ูˆู„ุง ู‡ุงู…ุฉ ูˆู„ุง ุตูุฑ." ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ ูˆู…ุณู„ู…

Artinya: "Tidak seyogyanya meyakini seperti ini (arwah gentayangan). Syariat yang bijaksana tidak melegalkan keyakinan seperti ini. Nabi Muhammad bersabda: "Tidak ada Adwa (penyakit menular), tidak ada Thiyaroh (merasa sial), tidak ada Haamah (burung hantu), dan tidak ada sofar (bulan safar)." (HR. Bukhori Muslim)."

       Haamah pada zaman Jahiliyah dikenal dengan jenis burung yang diyakini sebagai jelmaan dari arwah orang mati. Burung tersebut akan mengililingi rumahnya dan mendatangi keluarganya saat malam hari. Kemudian Rasulullah melarang kepercayaan semacam itu.

Senin, 03 April 2023

Apa Benar Setan Dibelenggu Ketika Bulan Ramadan?

       Bulan Ramadan merupakan bulan yang mulia, bulan seribu berkah, bulan menanam pahala, dan bulan ampunan. Didalamnya terdapat banyak rahasia-rahasia yang tidak terhitung jumlahnya. Bahkan, dalam hadis nabi ditegaskan, bahwa setan ketika datang bulan Ramadan dibelenggu.

        Namun, ketika ditelisik kembali, banyak golongan yang meragukan dan mempertanyakan keautentikan hadis tersebut. Mereka berasumsi, andaikan setan memang benar-benar dibelenggu saat Ramadan, lantas kenapa maksiat tetap merajalela ketika itu, dan masih banyak orang yang tidak berpuasa. Padahal segala macam maksiat tidak akan lepas dari pengaruh dan tipu daya setan.

        Sebelum menjelaskan makna yang tersirat pada hadis di atas, kita harus mengetahui sohih atau tidaknya terlebih dahulu. Adapun ungkapan hadis tersebut, sebagaimana berikut:

ุฅุฐุง ุฌุงุก ุฑู…ุถุงู† ูุชุญุช ุฃุจูˆุงุจ ุงู„ุฌู†ุฉ ูˆุบู„ู‚ุช ุฃุจูˆุงุจ ุงู„ู†ุงุฑ 
ูˆุตูุฏุช ุงู„ุดูŠุงุทูŠู†

       "Ketika bulan Ramadan tiba, maka akan dibuka pintu-pintu Surga, ditutup pintu-pintu Neraka, dan setan-setan dibelenggu." (HR. Muslim)

Dalam riwayat lain ditegaskan: 

 ุฅِุฐَุง ูƒَุงู†َ ุฃَูˆَّู„ُ ู„َูŠْู„َุฉٍ ู…ِู†ْ ุดَู‡ْุฑِ ุฑَู…َุถَุงู†َ ุตُูِّุฏَุชِ ุงู„ุดَّูŠَุงุทِูŠู†ُ ูˆَู…َุฑَุฏَุฉُ ุงู„ْุฌِู†ِّ ูˆَุบُู„ِّู‚َุชْ ุฃَุจْูˆَุงุจُ ุงู„ู†َّุงุฑِ ูَู„َู…ْ ูŠُูْุชَุญْ ู…ِู†ْู‡َุง ุจَุงุจٌ ูˆَูُุชِุญَุชْ ุฃَุจْูˆَุงุจُ ุงู„ْุฌَู†َّุฉِ ูَู„َู…ْ ูŠُุบْู„َู‚ْ ู…ِู†ْู‡َุง ุจَุงุจٌ ูˆَู†َุงุฏَู‰ ู…ُู†َุงุฏٍ ูŠَุง ุจَุงุบِูŠَ ุงู„ْุฎَูŠْุฑِ ุฃَู‚ْุจِู„ْ ูˆَูŠَุง ุจَุงุบِูŠَ ุงู„ุดَّุฑِّ ุฃَู‚ْุตِุฑْ ูˆَู„ِู„َّู‡ِ ุนُุชَู‚َุงุกُ ู…ِู†َ ุงู„ู†َّุงุฑِ ูˆุฐู„ูƒ ูƒู„ ู„ูŠู„ุฉ

       "ketika awal malam bulan Ramadan setan dan jin dibelenggu, pintu-pintu Neraka ditutup dan tidak akan pernah dibuka, pintu-pintu Surga dibuka dan tidak akan pernah ditutup, dan seorang pemanggil berseru, wahai pencari kebaikan, majulah, wahai pencari kejahatan, berhentilah, Allah memiliki hamba-hamba yang selamat dari api neraka pada setiap malam di bulan Ramadan." (HR. At-Tirmizi, an-Nasai, dan Ibnu Majah).

       Kalau dianalisa dari perowi kedua hadis di atas, tidak bisa diragukan lagi kesohihannya. Sebab, Imam Muslim, at-Tirmizi, an-Nasai, dan Ibnu Majah merupakan ulama pakar hadis yang terkemuka di zamannya dan telah diakui kredibelitasnya oleh ulama yang lain.

       Namun ulama berselisih dalam mentafsiri ungkapan "terbelenggunya setan" pada hadis tersebut. Menurut pendapat yang dikemukakan Imam al-Halimi, "Yang dimaksud "terbelenggunya setan" pada hadis di muka terdapat dua kemungkinan: Pertama, yang dimaksud setan adalah para pencuri berita dari langit. Dan terbelenggunya mereka hanya terjadi di malam bulan Ramadan, tidak ketika siangnya. Karena, dalam peristiwa Nuzulul Quran (turunnya al-Quran), merekalah yang dicegah untuk mencuri berita-berita langit, lalu dibelenggu, untuk berjaga-jaga. Kedua, setan tidak bisa menggoda umat Islam pada saat itu, seperti yang mereka lakukan di bulan-bulan lain. Karena umat Islam ketika itu disibukkan dengan puasa yang dapat memecahkan syahwah, membaca al-Quran, dan zikir."

       Menurut pandangan lain, yang dimaksud setan pada hadis di muka adalah sebagian saja dari mereka yang jelek-jelek. Perspektif ini, juga didukung oleh Imam Ibnu Khuzaimah dalam kitab sohihnya.

       Dari sini bisa diketahui, bahwa hadis yang menyatakan setan dibelenggu saat bulan Ramadan dapat dibenarkan autentikasinya. Hanya saja, ulama masih berbeda pendapat dalam menentukan gambaran dibelenggu pada hadis tersebut. Alhasil, jika masih ada yang bermaksiat di bulan Ramadan atau tidak puasa, maka jangan salahkan setannya, melainkan watak aslinya yang menyamai setan.

Minggu, 02 April 2023

Tarawih Super Cepat


      Bulan Ramadan merupakan momen yang dinanti-nantikan oleh setiap umat muslim. Sebab, Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah, di mana setiap satu amal ibadah di bulan tersebut setara dengan seribu kali lipat di bulan lainnya. Oleh karena itu, tidak heran kalau banyak penduduk muslim yang berlomba-lomba melaksanakan kebaikan pada bulan tersebut. Seperti tarawih, tadarus, salat malam, dll.

       Namun, dewasa ini, tidak sedikit kita temui masyarakat awam yang salah kaprah dalam perakteknya dilapangan. Sehingga ibadah yang dilakukan bertolak belakang dengan tujuan awalnya, untuk mendapatkan pahala. Melainkan menyebabkan bertambahnya dosa. Hal ini biasanya banyak terjadi dalam masalah salat tarawih. Munkin sudah tidak mengherankan lagi kalau kita mendengar tarawih yang sangat cepat. Terutama di musholla-musholla yang ada di perkampungan. Bahkan, musholla yang salatnya pelan akan sepi dan tidak diminati oleh masyarakat setempat. Sedangkan musholla yang imamnya super cepat, akan mendapatkan banyak perhatian dikalangan masyarakat.

       Sebenarnya, menunaikan salat tarawih dengan sangat cepat tidak akan berdampak pada keabsahan salat seseorang. Selagi hal itu tidak menyalahi atau mencacatkan pada rukun-rukun dan syarat-syaratnya. Namun, realita yang ada di masyarakat tidak bisa ditoleransi.

Di antara kesalahan-kesalahan yang kerap kali terjadi ketika melakukan salat tarawih super cepat:

1. Membaca fatihah tidak dengan tuntunan ilmu tajwid yang benar.

Meskipun mencacatkan bacaan fatihah dalam salat tidak membatalkan salat, tapi hukumnya haram. Hal ini, ketika kecacatan tersebut tidak mengubah makna yang terkandung dalam fatihah dan tidak di lakukan secara sengaja. Namun, ketika cacatnya dapat mengubah makna, seperti mendhommahkan lafad ta'nya ุงู†ุนู…ุช atau mengkasrohkan kafnya ุงูŠุงูƒ, dan dilakukan secara sengaja, maka salatnya tidak sah dan dihukumi haram.

2. Meninggalkan thuma'ninah dengan sengaja.

Thuma'ninah merupakan salah satu rukun fi'li (pekerjaan) dalam salat. Yang mana, ketika meninggalkannya dengan sengaja akan menyebabkan batalnya salat. Imam an-Nawawi berkata, "Jumhurul Ulama mewajibkan thuma'ninah dalam ruku', sujud, dan duduk di antara dua sujud. Sedangkan kalangan Hanafiyah tidak mewajibkannya. Adapun thuma'ninah dalam i'tidal semua ulama sepakat kewajibannya." Terdapat banyak hadis yang mengindikasikan wajibnya thuma'ninah dalam salat. Di antaranya:

ุนَู†ْ ุฃَุจِูŠ ู‡ُุฑَูŠْุฑَุฉَ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ุฃَู†َّ ุงู„ู†َّุจِูŠَّ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฏَุฎَู„َ ุงู„ْู…َุณْุฌِุฏَ , ูَุฏَุฎَู„َ ุฑَุฌُู„ٌ ูَุตَู„َّู‰ , ุซُู…َّ ุฌَุงุกَ ูَุณَู„َّู…َ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูَู‚َุงู„َ : ุงุฑْุฌِุนْ ูَุตَู„ِّ , ูَุฅِู†َّูƒ ู„َู…ْ ุชُุตَู„ِّ . ูَุฑَุฌَุนَ ูَุตَู„َّู‰ ูƒَู…َุง ุตَู„َّู‰ , ุซُู…َّ ุฌَุงุกَ ูَุณَู„َّู…َ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูَู‚َุงู„َ : ุงุฑْุฌِุนْ ูَุตَู„ِّ , ูَุฅِู†َّูƒ ู„َู…ْ ุชُุตَู„ِّ - ุซَู„ุงุซุงً - ูَู‚َุงู„َ : ูˆَุงَู„َّุฐِูŠ ุจَุนَุซَูƒَ ุจِุงู„ْุญَู‚ِّ ู„ุง ุฃُุญْุณِู†ُ ุบَูŠْุฑَู‡ُ , ูَุนَู„ِّู…ْู†ِูŠ , ูَู‚َุงู„َ : ุฅุฐَุง ู‚ُู…ْุชَ ุฅู„َู‰ ุงู„ุตَّู„ุงุฉِ ูَูƒَุจِّุฑْ , ุซُู…َّ ุงู‚ْุฑَุฃْ ู…َุง ุชَูŠَุณَّุฑَ ู…ุนูƒ ู…ِู†ْ ุงู„ْู‚ُุฑْุขู†ِ , ุซُู…َّ ุงุฑْูƒَุนْ ุญَุชَّู‰ ุชَุทْู…َุฆِู†َّ ุฑَุงูƒِุนุงً , ุซُู…َّ ุงุฑْูَุนْ ุญَุชَّู‰ ุชَุนْุชَุฏِู„َ ู‚َุงุฆِู…ุงً , ุซُู…َّ ุงُุณْุฌُุฏْ ุญَุชَّู‰ ุชَุทْู…َุฆِู†َّ ุณَุงุฌِุฏุงً, ุซُู…َّ ุงุฑْูَุนْ ุญَุชَّู‰ ุชَุทْู…َุฆِู†َّ ุฌَุงู„ِุณุงً . ูˆَุงูْุนَู„ْ ุฐَู„ِูƒَ ูِูŠ ุตَู„ุงุชِูƒَ ูƒُู„ِّู‡َุง

       "Dari Sahabat Abu Huroiroh, bahwa Nabi Muhammad masuk masjid, lalu seorang laki-laki masuk juga dan salat. Kemudian Nabi mendatanginya, lalu berkata, "Kembalilah lalu salatlah, kamu belum melaksanakan salat." -Tiga kali- Lalu laki-laki itu berkata, "Demi zdat yang mengutus-Mu dengan hak, aku tidak bisa memperbagus (salat) selain seperti itu. Ajarilah aku." Nabipun berkata, "Ketika kamu telah berdiri tegak (siap) untuk salat, maka takbirlah, bacalah (ayat) al-Quran yang gampang menurutmu, ruku'lah sampai thuma'ninah, angkatlah (kepalamu dari ruku') hingga i'tidal, sujudlah sampai thuma'ninah, kemudian angkatlah (kepalamu dari sujud) hingga thuma'ninah. Dan lakukanlah seperti itu dalam setiap salatmu." (HR. Bukhori dan Muslim).

Dalam hadis yang diriwayatkan Sahabat Abi Said as-Sa'idi Rasulullah menjelaskan batasan dalam melakukan thuma'ninah: 

ุญุชู‰ ูŠุนูˆุฏ ูƒู„ ูู‚ุงุฑ ู…ูƒุงู†ู‡

Artinya: "Sampai setiap tulang belakang kembali ke tempatnya."

3. Tidak menyempurnakan posisi setiap rukun fi'li.

Ketika melasanakan tarawih dengan cepat, kerap kali kita temui rukun-rukun fi'li yang tidak sesuai dengan syarat-syaratnya. Lebih-lebih saat ruku', i'tidal, dan sujud.

Minimal posisi ruku': membungkukkan badan, sekiranya kedua telapak tangan bisa menyentuh kedua dengkul.

Minimal posisi i'tidal: tegaknya badan, sebagaimana posisi awal sebelum melakukan ruku'.

Minimal posisi sujud: meletakkan tujuh anggota pada tempat salat. Ketujuh anggota tersebut adalah dahi, dua dengkul, bagian dalam kedua telapak tangan, dan bagian dalam jari-jari kaki.

       Jadikan bulan Ramadan sebagai ladang untuk menanam pahala, dengan melakukan ibadah yang sesuai dengan tuntunan-tuntunan syariat. Agar tidak menjadi lahan bertambahnya dosa. Meskipun salat tarawih super cepat tidak berdampak pada keabsahan salat. Namun hal itu rentan menyebabkan tidak khusyuk, yang menjadi inti dalam salat. Dalam hadis disebutkan:

ู„ูŠุณ ู„ู„ู…ุฑุก ู…ู† ุตู„ุงุชู‡ ุงู„ุง ู…ุง ุนู‚ู„ ู…ู†ู‡ุง

       "Seseorang tidak memperoleh hasil dari salatnya, kecuali yang ia angan-angan darinya.” (HR. Az-Zabidi).

       Disamping itu, salat tarawih super cepat merupakan bidah yang jelek dan tidak bisa ditolerir. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Habib Abdurrahman bin Muhammad Ba'alawi, mufti Diyar Hadramaut, dalam kitab Bugyatul Mustarsyidin:

ุฃู…ุง ุงู„ุชุฎููŠู ุงู„ู…ูุฑุท ููŠ ุตู„ุงุฉ ุงู„ุชุฑุงูˆูŠุญ ูู…ู† ุงู„ุจุฏุน ุงู„ูุงุดูŠุฉ ู„ุฌู‡ู„ ุงู„ุฃุฆู…ุฉ ูˆุชูƒุงุณู„ู‡ู…، ูˆู…ู‚ุชุถู‰ ุนุจุงุฑุฉ ุงู„ุชุญูุฉ ุฃู† ุงู„ุฅู†ูุฑุงุฏ ููŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุญุงู„ุฉ ุฃูุถู„ ู…ู† ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ ، ุฅู† ุนู„ู… ุงู„ู…ุฃู…ูˆู… ุฃูˆ ุธู† ุฃู† ุงู„ุฅู…ุงู… ู„ุง ูŠุชู… ุจุนุถ ุงู„ุฃุฑูƒุงู† ู„ู… ูŠุตุญ ุงู„ุฅู‚ุชุฏุงุก ุจู‡ ุฃุตู„ุง.

Artinya: "Meringankan (mempercepat) yang berlebihan dalam salat tarawih merupakan bidah yang jelek, disebabkan kebodohan dan kemalasan para imam. Ungkapan dalam kitab Tuhfah menyatakan, "bahwa salat sendirian dalam hal ini lebih utama dari pada berjamaah." Bahkan, jika makmum tahu atau menyangka bahwa imamnya tidak menyempurnakan sebagian rukun, maka tidak sah bermakmum padanya."