Sering kita dengar pertannyaan dari seseorang atau teman, "Siapa yang lebih utama, antara guru dan orang tua?" Pertanyaan ini terdengar gampang, namun sering membuat kita bingung dan frustasi. Pasalnya, guru adalah orang mendidik dan mengajari kita. Sedangkan orang tua adalah orang yang merawat kita dari kecil.
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita bisa mengutip pendapatnya Imam Rasyidi, dalam kitab Syarah Sittina Masalah karya Imam Romli, terkait keutamaan guru dan orang tua:
ΩΨ°Ψ§Ω Ω
Ψ±Ψ¨Ω Ψ§ΩΨ±ΩΨ ΩΨ§ΩΨ±ΩΨ Ψ¬ΩΩΨ± ΩΨ°Ψ§Ω Ω
Ψ±Ψ¨Ω Ψ§ΩΨ¬Ψ³Ω
ΩΨ§ΩΨ¬Ψ³Ω
ΩΨ§ΩΨ΅Ψ―Ω
Artinya: "Mereka (guru) adalah pembimbing rohani, dan rohani layaknya permata. Sedangkan mereka (orang tua) adalah pembimbing jasmani, dan jasmani bagaikan cangkang kerang."
Bukan hanya itu, kecintaan kita pada guru juga harus melebihi cinta kita kepada orang tua. Raja Dzul Qornain pernah ditanya, perihal kecintaannya kepada guru dan orang tua yang lebih ia prioritaskan. Lantas ia menjawab:
Ω
ΨΉΩΩ
Ω Ψ£ΨΨ¨ Ψ₯ΩΩ ، ΩΨ£ΩΩ Ψ³Ψ¨Ψ¨ ΩΨΩΨ§ΨͺΩ Ψ§ΩΨ¨Ψ§ΩΩΨ© ، ΩΨ£Ψ¨Ω Ψ³Ψ¨Ψ¨ ΩΨΩΨ§ΨͺΩ Ψ§ΩΩΨ§ΩΩΨ©
"Guru yang lebih aku cintai, karena dia adalah alasan hidupku yang kekal, sedangkan ayah adalah alasan hidupku yang fana."
Orang tua sangat berjasa dalam membesarkan dan merawat raga kita. Itu sebabnya Islam menaruh perhatian yang besar padanya. Bahkan tidak sedikit al-Quran dan al-Hadis yang menyebutkan keutamaannya. Namun Islam juga menaruh perhatian yang amat besar pada seorang guru, dan hal itu melebihi perhatiannya pada orang tua. Sayyidina Ali bin Abi Tholib pernah berkata:
Ω
Ω ΨΉΩΩ
ΩΩ ΨΨ±ΩΨ§ ΩΩΨ― Ψ΅ΩΨ±ΩΩ ΨΉΨ¨Ψ―Ψ§ ΩΩΩ Ψ±ΩΨ§ΩΨ© Ψ£ΩΨ§ ΨΉΨ¨Ψ― Ω
Ω ΨΉΩΩ
ΩΩ ΨΨ±ΩΨ§ ΩΨ§ΨΨ―Ψ§
Artinya: "Barang siapa yang mengajariku satu huruf, maka dia telah menjadikanku budaknya." Dalam riwayat lain, "Aku adalah budaknya orang yang mengajariku satu huruf."
Dari redaksi di atas mengindikasikan, bahwa seorang guru sangatlah mulia menurut pandangan Sayyidina Ali bin Abi Tholib, sampai-sampai dia rela menjadi budaknya orang yang pernah mengajarinya, walaupun satu huruf. Lebih-lebih satu kalimat, fasal, bab, kitab, dan seterusnya. Padahal Sayyidina Ali adalah sahabat dekat sekaligus menantu Rosulullah, dan masyhur kealimannya dikalangan sahabat.
Namun perlu diketahui, bahwa jawaban di atas mengarah kepada orang tua yang hanya merawat raga anaknya. Berbeda dengan orang tua yang sekaligus mengajari anaknya ilmu, lebih-lebih ilmu yang berbasis syariat, maka mereka lebih berhak untuk dicintai dan diutamakan. Karena mereka menyandang dua predikat, yaitu pembimbing jasmani dan rohani.
Tanggapan terkait keutamaan guru dan orang tua
BalasHapus