Rabu, 01 Oktober 2025

Meluruskan Persepsi Irasional atas Tragedi Ambruknya Musholla di Ponpes al-Khoziny

Senin 29 September 2025 terjadi musibah yang amat besar menimpa Pondok Pesantren al-Khoziny Buduran Sidoarjo. Sekitar jam 15:00 WIB, musholla 4 lantai ambruk saat santri sedang melaksanakan salat berjamaah ashar. 

Pada tulisan ini, saya tidak akan mengupas kronologi atau jumlah korban jiwa, korban luka berat, maupun yang ringan. Target saya di sini hanya untuk meluruskan opini-opini yang saya agap cacat dan kotor. 

Kita memang bebas untuk menyuarakan opini atau interpretasi kita tanpa gangguan dari pihak manapun. Tapi ingat, kita juga diberi akal agar bisa berpikir sebelum merespon atau bertindak. Itulah yang membuat kita berbeda dengan animalia! Tonton video selengkapnya

Ketika dihadapkan suatu kejadian, maka akan ada dua respon berlainan; yang bodoh sibuk menyalahkan keadaan dan yang bijak akan mencari solusi dan mengambil pelajaran. 

Saat saya melihat beberapa berita yang menginformasikan kondisi Pondok al-Khoziny, banyak dari netizen yang ikut komen dan menggiring opininya, mencoba menyudut dan memojokkan para kiyai dan pengurus. Berikut secuil komentar warganet yang saya baca:

"Uangnya dikorupsi itu bangunannya rapuh."

"Kebanyakan ponpes itu cuma jadi ladang bisnis yg mengatasnamakan agama."

"Tuntut pihak pondok!"

"Konstruksi bangunan yg tdk memenuhi SNI..."

"Bukan kebetulan itu, coba cek ustadznya kemungkinan ada korban pencabulan santri."

"Uang bosnya diambil pengurusnya, sampek beli mobil banyak, tiap taun umroh."

"Ini arsiteknya dapet inspirasi dari Minecraft kah?"

"Keliatan banget bangunan asal asalan. ngeriii liatnya."

Itulah beberapa opini tak berbobot dan irasional yang saya temukan di kolom komentar. Dan saya tidak akan mencantumkan semua komentar di tulisan ini, karena bagi saya itu unfaedah. 

Kiyai-kiyai kami di al-Khoziny selalu mengajarkan kami, bahwa masalah tidak bisa diselesaikan dengan emosi, marah-marah, atau dengan persepsi tak berlandasan (yang bisa memperkeruh keadaan). Hanya dengan akal dingin akar masalah bisa diputuskan. Sebagaimana api tidak bisa dipadamkan oleh api juga, tapi dengan air. 

Epictetus, tokoh filsuf stoikisme pernah memberikan statement: 

"Something are up to us, something are not up to us."

Artinya: "Ada hal-hal yang berada di bawah kendali kita, dan ada hal-hal yang tidak berada di bawah kendali kita." Tonton video selengkapnya

Saya yakin, haqqul yakin, bahwa para kiyai maupun pengurus tidak akan berkonspirasi dan sepakat membuat bangunan yang tidak kokoh agar semua santri bisa tertimbun secara berjamaah. Ini sangat tidak logis! Irasional! Hanya orang tak berpendidikan yang bisa berasumsi seperti itu!!! 

Usaha untuk merekonstruksi/memperelok bangunan merupakan kendali kita, sedangkan outcome/hasil sama sekali bukan kendali kita. Apa yang ada di kendali kita, kita bisa mengoptimalkannya sebaik mungkin. Dan apa yang bukan kendali kita, kita hanya bisa pasrah kepada sang ilahi. 
  
Tragedi ambruknya musholla di Ponpes al-Khoziny tidak hanya menjadi peristiwa fisik semata, tetapi juga menyisakan berbagai persepsi di tengah masyarakat, termasuk yang irasional dan tidak berbasis fakta. Think sebelum respon! Interpretasi dan opini kita menentukan kualitas kita. Pilihlah fakta objektif dan berdasarkan data, agar tidak terjebak pada narasi spekulatif. Tonton video selengkapnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar