Lailatul Qadar merupakan malam yang menjadi misteri sampai saat ini. Pasalnya, tidak seorangpun yang tahu akan keberadaan waktu malam tersebut. Beribadah pada Lailatul Qadar setara dengan beribadah di seribu bulan, yang kalau di kalkulasi sebanyak delapan puluh tiga tahun, empat bulan. Di antara yang membuat Lailatul Qadar spesial, karena al-Quran diturunkan pada malam tersebut. Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surah al-Qodr dan ad-Dukhon:
إنا أنزلناه في ليلة القدر
"Sesungguhnya Aku (Allah) telah menurunkannya (al-Quran) pada Lailatul Qadar." (QS. Al-Qodr : 1).
إنا أنزلناه في ليلة مباركة إنا كنا منذرين
"Sesungguhnya Aku (Allah) telah menurunkannya (al-Quran) pada malam yang diberkahi (Lailatul Qadar). Sesungguhnya Aku-lah yang memberi peringatan." (QS. Ad-Dukhon : 3).
Meskipun Rasulullah tidak pernah memberitahukan waktu tertentu kapan datangnya Lailatul Qadar, namun tidak sedikit ulama yang telah memprediksinya sesuai dengan pengalaman mereka masing-masing. Menurut Imam Syafi'i Lailatul Qadar hanya teringkas pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan. Dari sepuluh malam tersebut, yang paling sering pada malam-malam ganjil. Lebih-lebih pada malam tanggal 21 dan 23.
Sebagian ulama memerinci terjadinya Lailatul Qadar, dengan meninjau awal mula jatuhnya bulan Ramadan. Seperti yang diprediksikan Imam Ghazali dan Imam Syadzili. Hanya saja versi keduanya berbeda:
Versi Imam Ghazali:
1. Ahad : Malam 29
2. Senin : Malam 21
3. Selasa : Malam 27
4. Rabu : Malam 29
5. Kamis : Malam 25
6. Jumat : Malam 27
7. Sabtu : Malam 23
Versi Imam Syadzili:
1. Ahad : Malam 29
2. Senin : Malam 21
3. Selasa : Malam 27
4. Rabu : Malam 19
5. Kamis : Malam 25
6. Jumat : Malam 17
7. Sabtu : Malam 23
Sedangkan menurut prediksi Sahabat Ibnu Abbas, "Lailatu Qadar jatuh pada malam tanggal 27. Berpatokan pada surah al-Qadar (إنا أنزلناه في ليلة القدر -إلى أن قال- سلام هي). Lafad "هي" merupakan kalimat ke 27 dari awal surat al-Qadar, yang menjadi kinayah (ganti) dari lafad ليلة القدر." Banyak dari kalangan ulama yang berpegangan pendapat ini.
Tanda-tanda Datangnya Lailatul Qadar
Untuk mengetahui datangnya Lailatul Qadar, diperlukan mengetahui tanda-tandanya. Rasulullah telah meneganskannya dalam hadis:
إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيْهَا قَمَراً سَاطِعاً سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ, لاَ بَرْدَ فِيْهَا وَلاَ حَرَّ, وَلاَ يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيْهَا حَتَّى تُصْبِحَ, وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيْحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً, لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ, وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ
"Sesungguhnya tanda Lailatul Qadar adalah malam yang cerah, terang, seolah-olah ada bulan yang memancarkan sinar, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadar adalah matahari di pagi harinya terbit dengan tidak bersinar kuat (sedang), seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu." (HR. Ahmad).
Sebagian ulama juga ada yang menyebutkan keriteria datangnya Lailatul Qadar. Diantaranya, hati orang mukmin akan merasa tenang dan lapang, serta angin saat itu terasa sejuk dan tenang. Bahkan sebagian orang-orang soleh bisa bermimpi bertemu dengan Allah pada malam tersebut, sebagaimana yang dialami oleh para Sahabat Nabi dahulu. Pada malam itu juga, orang-orang akan merasakan kenyamanan yang tidak diperoleh pada malam-malam sebelumnya.
Prediksi ulama dalam menentukan Lailatul Qadar
BalasHapus