𝕀𝕞𝕒𝕞 𝕒𝕝-𝔾𝕙𝕒𝕫𝕒𝕝𝕚 𝕡𝕖𝕣𝕟𝕒𝕙 𝕓𝕖𝕣𝕜𝕒𝕥𝕒 "𝕁𝕚𝕜𝕒 𝕜𝕒𝕦 𝕓𝕦𝕜𝕒𝕟 𝕒𝕟𝕒𝕜 𝕤𝕖𝕠𝕣𝕒𝕟𝕘 𝕣𝕒𝕛𝕒 𝕒𝕥𝕒𝕦 𝕦𝕝𝕒𝕞𝕒' 𝕓𝕖𝕤𝕒𝕣, 𝕞𝕒𝕜𝕒 𝕞𝕖𝕟𝕦𝕝𝕚𝕤𝕝𝕒𝕙!
Jumat, 28 November 2025
NU Masih Baik-Baik Saja!
Sabtu, 15 November 2025
Memahami Esensi Qodo dan Qodar
Lebih mudahnya, qodo berarti suatu ketetapan dan keputusan Allah yang telah ditentukan di zaman azali (sebelum diciptakan segala sesuatu). Dan qodar berarti ukuran atau ketentuan Allah yang sesuai dengan ketetapan-Nya.
Sesuai dengan ideologi Ahlussunnah wal Jamaah, bahwa segala sesuatu di dunia ini merupakan takdir Allah dan ketetapan-Nya. Entah itu perkataan, perbuatan, baik, ataupun buruk.
Allah berfirman:
قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِۗ فَمَالِ هٰٓؤُلَاۤءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُوْنَ يَفْقَهُوْنَ حَدِيْثًا
"Katakanlah, 'Semuanya (datang) dari sisi Allah.' Mengapa orang-orang itu hampir tidak memahami pembicaraan?" (QS. An-Nisa': 78).
قُلِ اللّٰهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ.
"Katakanlah, 'Allah pencipta segala sesuatu dan Dialah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa." (QS. Ar-Ra'd: 16).
هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللّٰهِ يَرْزُقُكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِۗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۖ فَاَنّٰى تُؤْفَكُوْنَ.
"Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia. Lalu, bagaimana kamu dapat dipalingkan (dari ketauhidan)?" (QS. Fathir: 3).
اَفَمَنْ يَّخْلُقُ كَمَنْ لَّا يَخْلُقُۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ.
"Maka, apakah (Zat) yang (dapat) menciptakan (sesuatu) sama dengan yang tidak (dapat) menciptakan? Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?" (QS. An-Nahl: 17).
وَاللّٰهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُوْنَ.
"Padahal Allahlah yang menciptakanmu dan apa yang kamu perbuat itu." (QS. Ash-Shaffat: 96).
Question & AnswerQuestion: Kalau segala sesuatu itu takdir Allah dan diciptakan oleh-Nya, lantas mengapa di al-Quran disebutkan bahwa Dia (Allah) tidak memerintah keburukan?
قُلْ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاۤءِۗ اَتَقُوْلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ.
"Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Sesungguhnya Allah tidak memerintahkan kekejian. Pantaskah kamu mengatakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui?" (QS. Al-A'raf: 28)
Answer: Perintah Allah bukan termasuk qodo. Ulama Ahlussunnah wal Jamaah sepakat bahwa segala sesuatu tidak terjadi kecuali kehendak dari Allah, meskipun Dia tidak pernah memerintahkannya.
Beda halnya dengan Kaum Mu'tazilah yang berasumsi bahwa Allah tidak menghendaki keburukan, karena jika Dia menghendakinya, maka pasti juga diperintahkan. Oleh karena itu, (menurut Mu'tazilah) jika dalam surat al-A'rof ayat 8 dijelaskan bahwa Allah tidak memerintahkan keburukan, berarti hal itu tidak dikehendaki-Nya.
Question: Tapi dalam ayat yang lain, Allah menegaskan bahwa hasanah (kebaikan) itu dari Allah dan sayyiah (keburukan) dari dirimu sendiri?
مَآ اَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّٰهِۖ وَمَآ اَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَّفْسِكَۗ وَاَرْسَلْنٰكَ لِلنَّاسِ رَسُوْلًاۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا.
"Kebaikan (nikmat) apa pun yang kamu peroleh (berasal) dari Allah, sedangkan keburukan (bencana) apa pun yang menimpamu itu disebabkan oleh (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutus engkau (Nabi Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Cukuplah Allah sebagai saksi." (QS. An-Nisa': 79)
Answer: Dalam ayat ini Allah mengajarkan adab (etika) pada kita, dengan menyandarkan kebaikan kepada-Nya sedangkan keburukan kepada kita sendiri. Hal ini juga pernah dicontohkan oleh Nabi Khidir.
اَمَّا السَّفِيْنَةُ فَكَانَتْ لِمَسٰكِيْنَ يَعْمَلُوْنَ فِى الْبَحْرِ فَاَرَدْتُّ اَنْ اَعِيْبَهَاۗ وَكَانَ وَرَاۤءَهُمْ مَّلِكٌ يَّأْخُذُ كُلَّ سَفِيْنَةٍ غَصْبًا.
"Adapun perahu itu adalah milik orang-orang miskin yang bekerja di laut. Maka, aku bermaksud membuatnya cacat karena di hadapan mereka ada seorang raja (zalim) yang mengambil setiap perahu (yang baik) secara paksa." (QS. Al-Kahf: 79).
وَاَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلٰمَيْنِ يَتِيْمَيْنِ فِى الْمَدِيْنَةِ وَكَانَ تَحْتَهٗ كَنْزٌ لَّهُمَا وَكَانَ اَبُوْهُمَا صَالِحًاۚ فَاَرَادَ رَبُّكَ اَنْ يَّبْلُغَآ اَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِّنْ رَّبِّكَۚ وَمَا فَعَلْتُهٗ عَنْ اَمْرِيْۗ ذٰلِكَ تَأْوِيْلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَّلَيْهِ صَبْرًاۗ.
"Adapun dinding (rumah) itu adalah milik dua anak yatim di kota itu dan di bawahnya tersimpan harta milik mereka berdua, sedangkan ayah mereka adalah orang saleh. Maka, Tuhanmu menghendaki agar keduanya mencapai usia dewasa dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. Aku tidak melakukannya berdasarkan kemauanku (sendiri). Itulah makna sesuatu yang engkau tidak mampu bersabar terhadapnya." (QS. Al-Kahf: 82).
Nabi Ibrahim juga pernah mencontohkan hal yang sama. Beliau menyandangkan sakit kepada dirinya dan kesembuhan kepada Allah.
وَاِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِۙ.
"Apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku." (QS. Asy-Syu'ara': 80).
Question: Allah itu Maha Suci, sedangkan keburukan kontradiksi dengan sifat suci. Maka mustahil jika Allah yang menetapkan dan menciptakan keburukan?
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ وَيَخْتَارُۗ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُۗ سُبْحٰنَ اللّٰهِ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ.
"Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Mahasuci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan." (QS. Al-Qashash: 68).
Answer: Perbuatan dicap buruk bagi seorang hamba karena melanggar perintah-Nya atau menerjang larangan-Nya. Sedangkan Allah adalah Dzat yang memerintah, melarang, dan yang menciptakan.
Sebagai penutup, ada sebuah kisah pertemuan antara ulama Ahlussunnah wal Jamaah dengan tokoh Mu'tazilah.
Mu'tazilah: Maha Suci Dzat yang bersih dari kebajikan.
Sunni: Maha Suci Dzat yang tidak terjadi pada ciptaan-Nya kecuali dikehendaki-Nya.
Mu'tazilah: Apakah Tuhan bermaksiat?
Sunni: Apakah Tuhan bermaksiat secara terpaksa?
Mu'tazilah: Jika Tuhan tidak memberiku hidayah dan aku ditakdirkan hal buruk apakah itu baik bagiku atau jelek?
Sunni: Jika disandarkan kepadamu, maka itu jelek. Jika sandingkan kepada-Nya, maka itu baik.