Sabtu, 13 April 2024

Cendekiawan Muslim di Bidang Ilmu Filsafat

               Pada abad ke sembilan sampai akhir abad ke sebelas, Islam mengalami perkembangan sangat pesat dalam bidang ilmu pengetahuan. Masa ini disebut dengan "zaman keemasan Islam".
                Masa ini terjadi pada saat kekhilafahan Abbasiyah (750-1517 M). Masa keemasan ini ditandai dengan berkembangnya beberapa lembaga-lembaga pendidikan, baik formal maupun informal. 
               Pada masa itu juga banyak melahirkan cendekiawan-cendekiawan Muslim yang terkemuka dalam bidangnya. Salah satunya adalah cendekiawan Muslim dalam bidang ilmu filsafat. Berikut tokoh-tokoh cendekiawan Muslim dalam ilmu filsafat:

1. Al-Kindi
                Nama lengkapnya adalah Abu Yusuf Ya'kub bin Ishaq bin Shabbah bin Imran bin Ismail al-Ash'ats bin Qais al-Kindi, lahir di Kufah (Irak) pada tahun 801 M tepatnya pada masa Daulah Abbasiyah. Filsuf pertama dalam Islam yang menyelaraskan antara agama dan filsafat. Al-Kindi juga banyak menyoroti bidang meteorologi, astronomi, dan kedokteran.
               Para sejarawan memberinya gelar "Filosof Arab", karena ia adalah satu-satunya filsuf Muslim yang diakui dunia yang asli keturunan Arab. 
               Al-Kindi telah banyak menyumbangkan karyakaryanya yang meliputi berbagai bidang ilmu. Ibnu Nadhim mengatakan bahwa al-Kindi telah merilis 260 karya yang mencangkup dalam bidang filsafat, logika, dan kosmologi. 

2. Ibnu Shina
               Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abul Husain bin Abdullah bin Hasan bin Ali bin Sina. Ia juga dikenal dengan sebutan Abu Ali al-Husayn bin Abdullah. Dilahirkan di Afsyana dekat Bukhara pada tahun 980 M dan meninggal pada tahun 1037 M pada usianya yang mencapai 58 tahun.
               Ibnu Shina adalah salah satu cendekiawan yang berjasa dalam menerjemahkan karya-karya Aristoteles dan memadukannya dengan ajaran agama Islam. Dalam Dunia Barat ia dikenal dengan nama Avicenna. Karya-karyanya yang populer dalam ilmu filsafat adalah al-Isyart wa Tanbihat dan al-Hikmat al-Masyriqiiyah

3. Al-Ghazali
               Ulama terpenting dalam pemikiran Islam yang hidup pada tahun 1058-1111 M. Ulama yang bergelar Hujjatul Islam ini bernama Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali. Lahir di Thus, Khurasan, Persia (Iran) dan wafat juga di Thus. 
               Di Barat al-Ghazalu dikenal sebagai seorang filsuf dan teolog muslim Persia, dengan sebutan Algazel, khususnya pada abad Pertengahan (Von Dehsen, 1999:75). Dua maha karyanya dalam bidang filsafat adalah Maqasidul Falasifah dan Tahafutul Falasifah. 

4. Ibnu Rusyd
               Ahli fikih yang hidup pada tahun 1126-1198 M. Ibnu Rusyd dikenal di Barat sebagai Averroes. Nama lengkapnya adalah Abul Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Rusyd. Lahir di Cordoba, Andalusia, pada tahun 1126 M.
              Ibnu Rusyd menjadi populer karena pandangan-pandangannya yang mengkritik pandangan al-Ghazali. Karyanya yang berjudul Tahafutut Tahafut atau Incoherence of Incoherence adalah bantahan sistematis untuk pemikiran al-Ghazali dari bukunya, Tahafutul Falasifah atau Incoherence of Philosophy. 

5. Al-Farabi
               Abu Nasr Muhammad al-Farabi, juga dikenal dalam bahasa Arab sebagai al-Muallim ath-Thani. Ia adalah salah satu filsuf Muslim terbesar di dunia.
               Al-Farabi memiliki kontribusi yang sangat besar dalam dunia filsafat, sehingga tidak bisa diukur dengan pemikiran Aristotelianisme dan Platonik. Maha karyanya yang terpenting dalam ilmu filsafat adalah Ara' Ahli Madinah al-Fadilah. 

6. Ibnu Khaldun
               Bapak Sosiologi yang hidup pada tahun 1332-1406 M. Ia merupakan syekh dari semua ilmuan sosial. Nama lengkapnya Waliyuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Hasan bin Jabir bin Muhammad bin Muhammad bin Abdurrahman bin Khaldun. 
               Ibnu Khaldun adalah pemikir besar Islam pertama yang lebih mengedepankan pemikiran empiris dari pada normatif. Ia juga berjasa dalam mengembangkan metode historiografi yang menyangkal mitos dan manipulasi. Karya fenomenalnya yang memadukan filsafat dengan sejarah adalah al-Bidayah wan Nihayah. 

7. Ar-Razi
              Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia Barat merupakan salah seorang pakar sains asal Iran yang hidup pada tahun 864-925 M. Sejak muda ar-Razi telah mempelajari ilmu filsafat, kimia, matematika, dan kesastraan.
              Syekhul Islam Fakhruddin ar-Razi dikenal sebagai sultan para teolog dan guru orang-orang skeptis. Dalam dunia filsafat, beliau memiliki pengaruh yang sangat besar. Karya filsafat ar-Razi banyak banyak dituangkan dalam kitab tafsirnya yang bertajuk Fafatihul Ghoib. Kitab ini memiliki daya tarik tersendiri, disebabkan gaya penulisannya yang tidak menyamai kitab-kitab mufassir yang lain. 
               Itulah segelintir cendekiawan-cendekiawan Muslim yang berkontribusi besar dalam perkembangan bidang ilmu filsafat di era keemasan Islam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar