Kamis, 30 Mei 2024

Pola Berpikir yang Benar

               Dalam roda kehidupan, seseorang tidak akan luput dari sebuah masalah atau problematika yang menimpanya. Baik urusan keluarga, lingkungan, maupun diri sendiri. Namun, yang urgen untuk direnungi adalah bagaimana cara menyikapinya. 

               Tentunya, setiap individu mempunyai caranya masing-masing dalam mengatasi persoalan hidupnya. Tetapi, respon yang salah akan memberikan dampak negatif baginya. Oleh karenanya, perlu bagi kita untuk memikirkannya sampai matang sebelum bertindak lebih jauh. Lebih-lebih kalau hal itu bersangkutan dengan sesuatu yang menentukan kehidupan kita. 

               Kunci utama dalam menempuh hiruk-pikuk kehidupan adalah mindset atau pola pikir yang benar. Tanpa kita sadari, dengan positive thinking kita telah memutus akar dan pangkal dari sebuah masalah. Sebab, mindset yang benar secara tidak langsung telah menghapus beban yang ada di pikiran kita. 

               Apakah kalian tahu, apa bedanya dokter yang profesional dengan yang bukan? Dokter yang profesional tidak akan pernah memberi tahu kepada pasiennya perihal penyakit yang dideritanya. Sedangkan dokter yang tidak profesional tidak segan-segan memberi tahu penyakit yang diderita pasiennya, tanpa peduli konsekuensinya. Bahkan, tidak jarang kita temui dokter yang malah menakut-nakuti pasiennya dengan bahayanya penyakit yang dialami. 

               Kalian bisa bayangkan, kalau ada pasien yang terkena penyakit jantung diberi tahu kalau ia menderita penyakit jantung dan hidupnya tidak akan lama lagi. Munkin, tidak berselang lama kita akan mendengarkan berita kematiannya. 

               Maksud dari perumpamaan ini apa? Pola pikir yang baik dan buruk memiliki perbedaan yang signifikan dalam memberi pengaruh dalam kelangsungan hidup seseorang. Sebesar apapun masalah yang dialami akan terasa ringan jika dihadapi dengan lapang dada dan pola pikir yang benar. Sebaliknya, masalah yang kecil akan tampak besar ketika disertai dengan mindset negatif. 

Senin, 27 Mei 2024

Penghulu Hijaz dari Indonesia

              Nama lengkapnya adalah Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi bin Ali bin Jamad bin Janta bin Masbuqil al-Jawi al-Bantani at-Tanari. Namun, beliau lebih akrab dikenal dengan panggilan Syekh Nawawi al-Bantani. Syekh Nawawi dilahirkan pada tahun 1230 H/1813 M dan wafat di Mekkah pada 1314 H/1897 M. Dalam muqoddimah salah satu kitab fenomenalnya yang bertajuk Nihayatuz Zain disebutkan, bahwa beliau merupakan orang asli Indonesia. Lebih tepatnya di Tanara, Tirtayasa, Serang, Banten. 

               Syekh Nawawi adalah putra sulung dari pasangan Kyai Umar dan Nyai Zubaidah. Ia mempunyai empat adik laki-laki dan tiga adik dua adik perempuan, yaitu Ahmad Syihabudin, Tamim, Said, Abdullah, Tsaqilah, dan Sariyah. Dari jalur ayahnya, Syekh Nawawi tercatat masih keturunan ke-12 dari Maulana Syarif Hidayatullah, Sunan Gunung Jati Cirebon. 

                Awal mulai menimba ilmu, Syekh Nawawi bersama adik-adiknya langsung diajari oleh ayahnya mendalami ilmu-ilmu dasar, seperti fikih, tauhi, tafsir, dab. Pada usia delapan tahun, ia bersama adiknya, Tamim dan Ahmad mulai berguru kepada KH Sahal, salah satu ulama terkemuka di Banten. Kemudian melanjutkan studinya kepada Raden H. Yusuf di Purwakarta. 

               Pada usianya yang ke 15 tahun, Syekh Nawawi berangkat ke Makkah untuk menunaikan rukun Islam yang ke lima, menunaikan ibadah haji. Karena kegigihan dan kehausannya dalam mencari ilmu, Syekh Nawawi kecil akhirnya memutuskan untuk melanjutkan rihlah ilmiahnya kepada ulama-ulama Makkah dan bermukim di sana. 

               Bertahun-tahun menimba ilmu di Makkah, kealiman Syekh Nawawi mulai tampak dan diakui oleh tokoh-tokoh terkemuka, sampai akhirnya ia diangkat menjadi salah satu pengajar tetap di Makkah. Bahkan, karena kejeniusannya dan produktif dalam mengarang karya-karya ilmiah, ia dapat mencapai posisi intelektual terkemuka di Timur Tengah dan mendapatkan gelar Sayyidul Hijaz (penghulu tanah Hijaz). 

              Menurut sebagian informasi, karya-karya Syekh Nawawi tidak kurang dari 99, baik yang berupa buku maupun risalah. Bahkan ada yang mengatakan karangan beliau lebih dari 115 buah. Kitab-kitab tersebut banyak tersebar di penjuru dunia, terutama di Indonesia. Tidak jarang kitab-kitab Syekh Nawawi menjadi rujukan dalam berbagai problematika kekinian. Oleh karena itu, nama Syekh Nawawi dijuluki sebagai bapak Kitab kuning Indonesia. 

Minggu, 05 Mei 2024

Akeloy Production Mencemarkan Nama Baik Pesantren dan Guru Tugas

Hari ini warganet digegerkan oleh salah satu konten kreator “Akeloy Production” dengan judul Guru Tugas 2 yang di post pada hari Jumat, 3 Mei kemarin. Dalam video yang berdurasi 36 menit 47 detik itu menceritakan salah satu santri yang ditugaskan di pedesaan untuk menyebarkan ilmu agama. 

Supri sebagai guru tugas jatuh hati pada salah satu muridnya yang bernama Aini, hingga tega menggauli murid tersebut. 

Video unggahan Akeloy Production ini, menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen. Pasalnya, dalam video itu menampilkan adegan vulgar dan mengandung pornoaksi yang bertolak belakang dengan ajaran-ajaran pesantren. 

Hingga saat ini, video unggahan Akeloy Production yang berjudul Guru Tugas 2 itu telah ditonton lebih dari 300 ribu dan banyak mendapatkan komentar pedas dari berbagai pihak. Mereka menganggap video ini telah mencoreng nama baik guru tugas dan pondok pesantren. 

Berbagai kecaman dihadapkan kepada Akeloy Production. Bahkan beberapa pihak sudah melakukan koordinasi kepada sejumlah tokoh yang ada di kabupaten Bangkalan, agar mengklarifikasi pihak Akeloy Production dan meminta mereka untuk menghapus videonya. 

“Konten ini menurut saya sangat sensitif karena bersinggungan dengan kepesantrenan, jangan sampai masyarakat kehilangan kepercayaan kepada guru tugas karena melihat konten ini. Terlepas kisah ini diangkat dari kisah nyata atau tidak tapi menurut saya sebisa mungkin keburukan tentang dunia pesantren harus kita tutupi bukan diumbar ke publik.” Tegas Zaini, salah satu penikmat konten Akeloy Production.