Namun, ada beberapa tanda yang Allah bocorkan kepada Rasulullah, sehingga acap kali beliau mengutarakan kepada para shahabatnya hadis-hadis yang mengindikasikan tanda-tanda datangnya hari kiamat secara gamblang ataupun spesifik. Hal itu tidak lain agar mereka mewanti-wanti kedatangan hari itu dan sebagai tahdzir (ancaman) bagi mereka.
Rasulullah pernah berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengahnya saat memprediksikan jarak waktu terjadinya kiamat dari masa terutusnya beliau. Kejadian itu dikuatkan dengan kisah Tamim ad-Dari yang bertemu dengan makhluk raksasa yang dikenal dengan Dajjal terbelenggu di sebuah pulau terpencil. Makhluk itu mengatakan bahwa di antara sebab terbebasnya dari belenggu itu, terutusnya nabi terakhir di kota Makkah.
Dari dua kisah tadi, ada indikasi bahwa dari zaman terutusnya Nabi Muhammad dengan hari kiamat sangat dekat. Selain itu, ada banyak tanda-tanda kiamat yang diprediksi oleh Rasulullah telah terjadi, seperti cuaca tak menentu, banyaknya bangunan menjulang tinggi, dan lain-lain. Bahkan, ada sebagian orang yang memprediksi datangnya kiamat saat Palestina merdeka dari jajahan Israel.
Tentunya, kabar seperti ini malah menciptakan ketakutan di tengah masyarakat. Dengan kabar tersebut, bisa jadi di hati kecil sebagian orang ada harapan agar perang ini tidak pernah selesai, karena jika selesai maka kiamat pun tiba. Tentunya klarifikasi dan pengecekan ulang terhadap informasi semacam ini harus dilakukan agar kesalahpahaman ini dapat dikoreksi.
Tampaknya informasi tersebut muncul dari hadis-hadis yang menceritakan kondisi akhir zaman dan juga bumi Syam, di mana saat ini wilayah tersebut dinamakan Palestina. Hadis-hadis tersebut umumnya bersifat futuristik dan berisi ramalan masa depan. Misalnya hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ لَعَدُوِّهِمْ قَاهِرِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلَّا مَا أَصَابَهُمْ مِنْ لَأْوَاءَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَيْنَ هُمْ؟ قَالَ: بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ
وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ
Artinya: “Senantiasa ada kelompok dari umatku yang menang di atas kebenaran atas musuh mereka, orang yang menyelisihi mereka tidak membahayakan mereka kecuali apa yang menimpa mereka berupa kesulitan hidup sampai datang kepada mereka ketentuan Allah dan mereka demikian.” Mereka berkata, Ya Rasulullah dan mereka di mana? Beliau bersabda, “Baitul Maqdis dan sekitarnya.” (HR. Ahmad).
Sepanjang perjalanan peradaban manusia, pasca wafatnya Nabi saw, kesedihan dan bencana serta perkara besar pun silih berganti terjadi. Artinya prediksi bahwa apabila Palestina menang sehingga menyebabkan kiamat belum tentu benar jika hanya berlandaskan hadis di atas. Tidak ada yang mengetahui kapan kiamat terjadi.
Apabila kita menilik al-Quran maupun hadis, maka Rasulullah saja tidak mengetahui kapan terjadinya secara pasti. Informasi yang Rasulullah sampaikan hanya berupa ciri-cirinya saja, di mana ciri tersebut menjadi alamat umum yang realitanya terjadi dari masa ke masa, sehingga kecil kemungkinan bagi kita menyimpulkan kiamat terjadi di waktu tertentu. Bahkan dalam al-Quran Surat al-Ahzab ayat 63, Allah menegaskan:
“Orang-orang akan bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang hari Kiamat. Katakanlah bahwa pengetahuan tentang hal itu hanya ada di sisi Allah.” Tahukah engkau, boleh jadi hari Kiamat itu sudah dekat.” (QS Al-Ahzab [33]:63).
Pada intinya, ketentuan terjadinya kiamat ketika Palestina menang belum bisa dipastikan waktunya sebab keumuman hadis yang tidak menyebut waktu tertentu. Oleh sebab itu, tidak perlu ada kekhawatiran dalam menolong saudara-saudara kita di Palestina dengan dukungan doa dan harta yang disalurkan pada lembaga resmi dan terpercaya. Di sisi lain, persoalan terjadinya hari akhir hanya diketahui oleh Allah saja, Rasulullah pun tidak mengetahui waktu tepatnya kecuali hanya ciri dan alamatnya saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar